Batu malangupdatenews99– Program 100 hari masa Pemerintahan PJ Walikota Batu Aries Agung Paewei terus mengundang kritik dan masuk. Kali ini datang dari warga masyarakat kota Batu Mulyono.
Menurut Mulyono menilai kinerja pejabat selevel PJ.Walikota dalam kurun 100 hari pertama tentu tidak akan bisa menjustifikasi capaian prestasi kinerja secara bulat, utuh, dan komprehensif.
“ Dalam tempo 100 hari awal memimpin daerah, tentu yang diperlukan oleh seorang Kepala Daerah adalah proses adaptasi terhadap lingkup Pemerintahan dan subsistem yang terdapat didalamnya, belum lagi adaptasi horizontal dengan institusi-institusi yang setara di lingkup Kota Batu. Praktis tiga bulan efektiflah usia kerja Walikota Batu jika ditentukan per hari ini “ Ungkap Mulyono yang profesinya sebagai guru.
Oleh karena itu mencermati kegiatan harian Penjabat Walikota Batu (PJ Walikota) ditiga bulan pertamanya, menurutnya sebagai masyarakat yang netral memberikan apresiasi dan respek kepada Pejabat Walikota karena PJ mengakselerasikan secara simultan antara proses adaptasi lingkungan dengan beberapa gebrakan awal yang sangat signifikan. Antara lain keikutsertaan Pejabat Walikota dalam proses penanganan bencana di jalur vital sekitar perbatasan Kota Batu – Pujon yang saat itu terdampak tanah longsor di badan jalan.
“ Disitu beliau nampak sangat enjoy bersama para relawan dalam mengatasi permasalahan longsor. Itu dari sisi personal jelas nampak bahwa beliau memiliki kapabilitas dalam memimpin langsung.” Paparnya.
Dari aspek responsibilitas kebijakan publik, Mulyono menilia PJ. Walikota tidak canggung untuk berada ditengah keanggotaan grup WhatsApp yang anggotanya pluralistik. Dari situ Pejabat Walikota kemudian merespon berbagai masukan yang bersifat Straight-news dengan ditindaklanjuti dalam langkah-langkah instruksional kepada jajaran OPD yang terkait pada akar permasalahan yang sedang dihadapi.
“ Penitik-beratan pemilihan opsi perhatian Pemerintah Kota Batu dimana sektor wisata, pertanian dan UMKM sebagai fokus perhatian adalah bentuk kejelian beliau, sebab ketiga sektor itu riil dan menjadi ikon Kota Batu yang memang harus diangkat guna meningkatkan pendapatan daerah “ tandasnya.
Disisi kebijakan Mulyono menilai PJ Walikota Batu ini kurang berani menangani hal- hal krusial. Disebutkan terhadap masalah yang begitu kasat mata di pusat kota, dimana Alun-alun Kota Batu dan sekitarnya belum tertata dengan baik, Carut-marut perparkiran dan penempatan kios pedagang asongan, kaki-lima di seputaran alun-alun Kota Batu adalah manifestasi kegiatan non-formal yang melibatkan sentuhan lintas sektoral, diperlukan tindakan yang menggunakan prinsip win-win solution kepada semua pihak karena dirasa ada faktor yang sensitif yang tidak akan bisa diselesaikan dengan serta-merta.
Kebijakan transformasi sampah limbah rumah tangga dan usaha, yang direkayasa ulang menjadi malam hari sebenarnya cukup ampuh untuk mendongkrak tingkat kepuasan para wisatawan di Kota Batu, namun hal ini perlu pola pendekatan humanis, sebab ada beberapa prosen pengangkutan sampah dilakukan oleh pihak swasta yang terkendala fasilitas dan penjadwalannya.
Mulyono mengakui ada beberapa kiat dan gebrakan Penjabat Walikota yang sangat memperhatikan permasalahan yang ada ditengah masyarakat dan dibeberapa institusi, semisal tentang persoalan stunting, regulasi bidang perpajakan yang bersifat mempermudah akses pemenuhan pajak, serta regulasi birokrasi disekror kesehatan, layanan jaminan sosial, pengurusan tanah, akses perlindungan gak dan keadilan, sampai pada pencegahan serta penanggulangan narkotika sudah mendapat perhatian dari Pejabat Walikota Batu.
Diungkapkan, Jika ada pihak yang mencoba mengukur kinerja Penjabat Walikota Batu dalam 100 hari pertama bertugas, dengan tuntutan prestasi tersendiri, tentu kurang pas sebab mengukur prestasi itu sebenarnya adalah menempatkan ukuran standar yang kemudian digunakan untuk penera seberapa jauh yang dilakukan sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan yang telah ditetapkan berdasarkan kurun waktu yang memadai untuk diukur.
“ 100 hari bukanlah waktu ideal untuk melaksanakan pengukuran tingkat keberhasilan prestasi Pejabat selevel Pejabat Walikota kita saat ini, artinya jelas 100 hari terlalu dini untuk hanya sekedar mengevaluasi keberhasilan kinerjanya.” Tandasnya.
“ Program 100 hari pertama kinerja Pejabat Walikota Batu sudah memenuhi ekspektasi masyarakat Kota Batu, sebab dengan pendekatan beliau pada beberapa elemen masyarakat serta kebijakannya tidak terkesan populis namun langsung menyentuh pada tataran kepentingan masyarakat secara langsung dan tepat sasaran.
Setelah ini tentu kita tunggu action-plan berikutnya, semoga Pejabat Walikota Batu tetap fokus pada prioritas program yang beliau rumuskan bersama jajaran OPD Pemerintah Kota Batu. Terpenting bagi kita adalah semua kebijakan tidak harus populis, namun tetap berorientasi pada kebutuhan masyarakat Kota Batu secara luas.” Pungkasnya. ( Eno )