Batu malangupdatenews99- Desa Giripurno kecamatan Bumiaji Kota Batu, yang terletak di daerah yang kaya akan budaya adat, telah memperlihatkan komitmen kuat untuk memelihara dan menghormati warisan budaya mereka.
Dalam sebuah acara selamatan desa yang diadakan baru-baru ini, Kepala Desa (Kades) Giripurno Raden Tumenggung Sontodipuro atau Suntoro mengangkat budaya adat sebagai kekuatan utama dalam mempererat hubungan komunitas dan memajukan desa mereka.
Acara selamatan desa ini merupakan momen penting bagi masyarakat Giripurno untuk berkumpul, merayakan, dan bersyukur atas hasil panen yang melimpah.
Namun, kali ini acara tersebut memiliki makna yang lebih dalam. Kades Raden Tumenggung Sontodipuro atau Suntoro dengan tegas menggarisbawahi pentingnya budaya adat dalam identitas desa dan perkembangan masa depannya.
” Budaya adat memiliki peran kunci dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional, kearifan lokal, dan hubungan yang harmonis antar warga ” ungkap RT.Sontodipuro di ruang kerjanya, Senin ( 21/8/2023 ).
Ia menekankan dengan memelihara budaya adat, desa Giripurno dapat memperkuat jati diri mereka dan menarik perhatian wisatawan yang tertarik dengan keunikan budaya daerah.
Selain itu, Kades Giripurno juga mengumumkan sejumlah inisiatif untuk mendukung promosi budaya adat di desa tersebut.
Rencananya, akan diadakan setiap bulan purnama, gebyak Seni di Pendopo Punden Raden Soewiryo/ Kik Ganden dan pertemuan rutin untuk mengajarkan generasi muda tentang tradisi dan nilai-nilai budaya adat.
Selain itu, akan diadakan pameran budaya serta pertunjukan seni tradisional sebagai bagian dari upaya untuk mempopulerkan warisan budaya Giripurno.
Masyarakat desa merespon positif inisiatif Kades Suntoro, dengan banyak warga yang bersedia turut serta dalam upaya melestarikan dan mempromosikan budaya adat.
Acara selamatan desa ini pun menjadi momen inspiratif bagi desa-desa sekitarnya untuk mempertimbangkan peran budaya adat dalam pembangunan komunitas yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Kades Suntoro dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Giripurno berada di jalur yang baik untuk menjadikan budaya adat sebagai kekuatan utama dalam membentuk masa depan yang gemilang dan lestari bagi generasi mendatang.
Ketua Lembaga Adat Desa Giripurno, Eko Utomo, memberi dukungan penuh pada acara Sogo Beksan dan Sapto Tirto Wening dalam Bersih Desa
” ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya adat ” tandas Eko Utomo yang juga ketua Panitia Bersih desa Giripurno
Acara ini dihadiri oleh warga masyarakat serta tokoh-tokoh lokal yang memiliki komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan tradisi adat.
Sogo Beksan, ritual pembersihan lingkungan, dan Sapto Tirto Wening, ritual pembersihan air, merupakan tradisi adat yang telah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat Desa Giripurno. Kini mulai dihidupkan kembali setelah terkubur masa.
“Acara ini bukan hanya tentang menjaga kebersihan fisik, tetapi juga tentang menjaga kebersamaan dan menghormati warisan nenek moyang kita. Ini adalah wujud konkret dari rasa cinta kami terhadap lingkungan dan budaya.” Papar Eko Utomo
Dalam acara tersebut, warga desa bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar serta sumber air di wilayah desa. Mereka berpartisipasi dengan penuh semangat, menunjukkan komitmen mereka terhadap upaya pelestarian alam dan tradisi leluhur.
Ada 7 sumber mata air yang dijadikan air utama dalam sapto tirto wening yang ada di 6 dusun yaitu Durek, Sawahan, Krajan, Sabrang Bendo, Kedung dan dusun Sumbersari serta satu sumber di Desa Giripurno.
” tirto yang diambil dimasing- masing sumber di dusun nginap semalam dan dilakukan tirakatan. Esok hari diarak ke balai desa. Diharapkan acara ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kearifan lokal. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin membangun kesadaran kolektif tentang perlunya menjaga lingkungan agar tetap lestari bagi generasi mendatang.” Lanjutnya.
Sementara itu Sekretaris Desa Giripurno Raden Ngabehi Martosewojo atau Munir Andriono SH mengungkapkan acara Sogo Beksan dan Sapto Tirto Wening di Desa Giripurno ini tidak hanya merangsang partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan, tetapi juga memupuk rasa solidaritas dan kebersamaan dalam menjaga nilai-nilai adat yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya.
” Melalui acara ritual budaya “sogo beksan” adalah bagian dari tradisi Jawa di Indonesia. Ini adalah ritual yang biasanya dilakukan sebelum acara penting lainnya. Sogo beksan membersihkan individu yang akan mengikuti acara dengan menari bahkan banyak yang meneteskan air mata mengingatkan buyut nyai Darima ketika beksan. Tujuannya untuk mempersiapkan secara fisik dan spiritual, serta menghilangkan energi negatif ” tandas Munir.
Selamatan desa Giripurno ditandai dengan pemberian nama gedung pertemuan desa yaitu Graha Soerenggono Projo, diambil dari kades pendiri Giripurno.
Bersamaan pula ada pemberian 104 tali asih untuk warga yang pernah mengabdi di desa seperti RT, RW, Kasun, serta mantan Kepala desa atau janda mantan kades.( Eno ).