Kelurahan Ngaglik: Persembahan Kenduri Agung Simbol Kekuatan dan Kesatuan

Kelurahan Ngaglik: Persembahan Kenduri Agung Simbol Kekuatan dan Kesatuan

 

Batu malangupdatenewa9o- Kelurahan Ngaglik Kecamatan Kota Batu menggelar Kenduri Agung, di Pendopo Kelurahan, Selasa Malam ( 12/2/2024 ).

Kenduri Agung setiap tahun diselenggarakan bersama seluruh warga Kelurahan Ngaglik pada setiap bulan Ruwah hari Selasa Kliwon, biasanya diwarnai dengan keramaian namun tahun ini bertepatan dengan Pemilu dan minggu tenang, maka hanya dilangsung selamatan dan baca doa saja.

Imam Hambali warga RW 3, yang ikut dalam Kenduri Agung menyebutkan pelaksanaan Kenduri ini inisiatif warga agar kondisi dan situasi desa Ngaglik aman dari segala hal.

” kegiatan selamatan desa ini yang disebut kenduri, inisiatif warga, agar seluruh warga desa selamat dari pagebluk dan makmur ” ungkap Imam Hambali.

Imam Hambali menyampaikan kenduri ini bukan hanya sekadar tradisi, melainkan langkah konkret untuk menjaga desa dari ancaman dan memberikan keberkahan.

Setiap RW berkontribusi dengan membawa satu tumpeng ( Hulu Bhekti ), simbolisasi kebersamaan dalam merayakan kesuksesan desa.

” Kelurahan Ngaglik memiliki 15 Rukun Warga ( RW ) setiap RW membawa satu tumpeng ( hulu bhekti ) diserahkan kepada Kepala Kelurahan yang selanjutkan dihimpun di Pendopo, yang nantinya akan dimakan bersama warga kelurahan ” lanjutnya.

Menurut Imam Hambali, prosesi kenduri Agung, diawali dengan pembaca doa di makam Eyang Zakaria yang ada di jalan Lesti, Selasa pagi.

Eyang Zakaria merupakan pendiri ( babat alas ) Kelurahan Ngaglik dan yang membangun masjid Al Muchlisin Macari Lahor, sebagai masjid tertua di Kota Batu dan menjadi pengingat akan warisan spiritual dan sejarah desa.

Tema Kenduri Agung 2024 ” Mbangun Desa Angyo Budaya ” .

Makna kenduri Agung tidak hanya merayakan masa kini tetapi juga menghormati akar sejarah dan tradisi.

Melalui kenduri Agung, warga tidak hanya merayakan kesuksesan pemerintahan, tetapi juga menghormati akar sejarah dan keberlanjutan nilai-nilai tradisional yang mengikat masyarakat Kelurahan Ngaglik.

Kepala Kelurahan Ngaglik, Rendra Ardinata mengapresiasi atas dukungan dan kerjasama warga dalam suksesnya Kenduri Agung.

Disebutkan, kenduri Agung yang diadakan setiap tahun oleh Kelurahan Ngaglik bukan sekadar upacara tradisional.

” Acara ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Ngaglik, mencerminkan nilai-nilai kegotong-royongan dan spiritualitas yang kental ” ungkap Lurah Ngaglik.

Kenduri Agung adalah bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Alloh atas kelancaran pemerintahan desa. Melalui ritual-ritual dan doa yang diselenggarakan, masyarakat mengakui peran-Nya dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian di Kelurahan Ngaglik.

” Semoga Doa- doa kita diijabah Alloh ” tandas Rendra.

Diakui, warga secara turun temurun menyelenggarakan kenduri ini. Hal ini menunjukkan keterlibatan aktif dalam membangun dan merawat lingkungan sosial yang kondusif.

Disamping itu kenduri Agung menjadi wadah untuk mengaktualisasikan semangat kebersamaan. Dengan melibatkan seluruh warga, tanpa terkecuali, dalam membawa tumpeng (hulu bhekti ) dan berpartisipasi dalam prosesi kenduri, menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara masyarakat Ngaglik. Kebersamaan ini bukan hanya terlihat dalam aspek materi, tetapi juga dalam semangat gotong-royong dan solidaritas.

Oleh karena itu, kenduri Agung juga mengandung makna simbolis dalam menjaga desa dari segala hal yang dapat mengancam. Kebersamaan warga dalam menyelenggarakan acara ini menggambarkan semangat untuk bersatu dan melindungi desa dari bencana, penyakit, atau ancaman lainnya. Ini mencerminkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.

Rendra mengungkapkan dengan dinobatkan sebagai Kelurahan sadar kerukunan ummat beragama, dia menghadirkan semua tokoh agama dalam Kenduri Agung ini.

Hal itu menciptakan gambaran indah tentang harmoni dan toleransi dalam kehidupan beragama. Apalagi dengan memberikan kesempatan kepada pemuka agama dari berbagai keyakinan untuk membacakan doa. acara ini menjadi simbol nyata persatuan dan saling menghormati antarumat beragama.

Keberagaman ini mencerminkan kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat Ngaglik. Melibatkan pemimpin agama Islam, Budha, Hindu, Nasrani, Khong Hucu, dan Aliran Kepercayaan menunjukkan kelurahan ini menghargai perbedaan keyakinan dan mengakui keberagaman sebagai kekayaan.

Proses membacakan doa oleh para pemuka agama juga menjadi momentum untuk menyatukan hati dan mendoakan keberkahan bagi kelurahan dan seluruh warganya. Ini adalah langkah positif dalam membangun dialog antaragama dan menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi setiap pemeluk agama.

Kenduri Agung di Kelurahan Ngaglik bukan hanya merayakan keberhasilan pemerintahan dan gotong-royong warga, tetapi juga menunjukkan bahwa kehidupan beragama dapat bersinergi dan saling melengkapi. Inisiatif seperti ini memberikan inspirasi positif untuk daerah lain dalam mempromosikan kerukunan antarumat beragama.

Rendra mengingatkan warga, terkait Pemilu dan ditekankan pentingnya kehadiran di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

” Kita berbedah pilihan tapi jangan sampai memecah persatuan dan kesatuan kita bersama dan ingat jangan sampai golput “.pintanya.

Pesan ini mencerminkan kesadaran akan peran aktif warga dalam demokrasi. Himbauan untuk tidak Golput menjadi bentuk upaya menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan pilihan politik.

Saat Pemilu, Rendra mengajak warga untuk tetap bersatu meskipun berbeda pilihan serta menjauhi konflik politik yang dapat memecah belah, dan memastikan kelangsungan persatuan dalam keberagaman.

Rendra tidak hanya menyoroti kesuksesan Kenduri Agung, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab dan perhatian terhadap dinamika sosial, politik, dan persatuan masyarakat Ngaglik.

Kenduri Agung di Kelurahan Ngaglik ditutup dengan puncak kebersamaan, yakni makan bersama. 15 tumpeng mewakili 15 RW sebagai simbol kebersamaan dan kerja sama dalam membangun komunitas. Moment ini mencerminkan kekompakan dan keharmonisan dalam memelihara tradisi serta memupuk rasa persatuan di tengah masyarakat Ngaglik.( Eno )