MALANG, UPDATE NEWS99 – Kemampuan para peserta khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD) dalam menuturkan bahasa Jawa dinilai terus menurun. Kondisi ini membuat prihatin,karena bahasa ibu yang banyak dituturkan di Indonesia ini terancam punah.
Demikian dituturkan Sriatin, Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) ditengah berlangsungnya lomba tembang macapat Kamis (7/8/2025).
Padahal, lanjut alumni SPG Gaya Baru Sumberejo tahun 1985 siam ini, pada materi pelajaran di sekolah, tembang atau puisi tradisional itu ada. “Dengan maraknya tiktok yang diwarnai dengan joget dan lagu-lagu barat romantis, sehingga tembang macapat yang harusnya kita lestarikan, kini mulai tergusur”, tutur Sriatin dengan nada prihatin.
Dengan kondisi itu, KKG Kecamatan Sumbermanjing Wetan berinisiatif mengadakan lomba tembang macapat yang dirangkai dalam Peringatan HUT RI ke-80.
“Saya miris dengan kondisi ini. Bahkan ketika anak-anak saya ajar bahasa Jawa.Kemudian kami mencontohkan tembang, terkadang anak-anak justru mentertawakan. Mereka tidak mengerti. Itu karena orang tua terbiasa, ketika bercakap dengan putra-putrinya menggunakan bahasa Indonesia”, ungkap guru di SDN 3 Harjokuncaran ini.
Selanjutnya Dia menghimbau, kepada teman-teman guru yang masih muda, hendaknya tetap semangat belajar budaya Jawa. “Mudah-mudahan wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan walaupun terletak dipelosok, agar tidak kalah dengan Kecamatan lain dalam melestarikan budaya Jawa”,ujarnya.
Lebih jauh Sriatin menjelaskan, ketentuan yang mengatur pelaksanaan lomba tembang macapat, yaitu para peserta lomba diwajibkan melantunkan tembang wajib dan pilihan.
“Ada 11 tembang macapat. Tetapi ada tembang khusus yang wajib dilantunkan yaitu “Dandang Gulo”. Dan untuk pilihannya bebas”, Sriatin mengakhiri.(HM/DK)