Batu malangupdatenews99- Dalam Sensus Pertanian Kota Batu Tahun 2023, terungkap pertanian yang dikelola oleh generasi milineal atau generasi Z mengalami peningkatan pesat.
Sebanyak 13.218 petani berusia 19-39 tahun terlibat dalam 140 usaha tani perorangan dan 135 rumah tangga urban farming.
Urban farming di Kota Batu tidak hanya menjadi tren, tetapi juga menerapkan teknologi digital untuk mengoptimalkan hasil pertanian dengan lahan yang terbatas.
Kepala BPS Kota Batu, Thomas Wunang Tjahjo, mengungkapkan pencapaian ini dalam audiensi dengan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, dan jajaran Kepala SKPD di Balaikota Among Tani Kota Batu pada Jumat (22/12/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) Batu merilis hasil sensus pertaniannya dimana masyarakat kota Batu cenderung tertarik dan aktif dalam tiga sektor utama pertanian yaitu Usaha peternakan, jasa pertanian, dan perikanan menjadi fokus utama. Sementara tanaman pangan, perkebunan hortikultura, dan kehutanan juga menjadi andalan.
Dalam sensus tersebut, usaha pertanian perorangan mencapai 18.335 unit usaha, dengan sebaran tertinggi pada pertanian hortikultura sebanyak 14.734 unit, diikuti oleh peternakan dengan 5.628 unit, dan tanaman pangan sebanyak 1.393 unit.
BPS mencatat sepuluh komoditas pertanian unggulan di Kota Batu, meliputi sapi perah, jeruk keprok, wortel, cabe rawit, jagung manis, selada, bawang pre, bunga krisan, jeruk siam, dan sayur sawi.
Sementara itu, sebaran lahan pertanian terbesar tercatat di Kecamatan Bumiaji dengan luas 9.560 hektar dan Kecamatan Junrejo dengan luas 3.566 hektar.
Menariknya, pertanian di Kota Batu didominasi oleh petani gurem, dimana 18.109 petani atau 89,109 persen memiliki lahan kurang dari 1,5 hektar.
Pada tingkat unit usaha, petani gurem tertinggi terdapat pada sektor kehutanan dengan persentase 93,70 persen, diikuti oleh peternakan dengan 93,54 persen, dan hortikultura sebanyak 87,35 persen.
Hal ini menunjukkan kontribusi signifikan petani kecil dalam perekonomian pertanian Kota Batu.
Pertumbuhan ini mencerminkan antusiasme generasi milenial terhadap pertanian, seiring mereka memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha tani mereka.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, dengan bangga menyambut hasil positif pertanian generasi milenial. Keberhasilan ini membuktikan kekhawatiran terhadap ditinggalkannya lahan pertanian oleh generasi muda tidak berdasar.
” Kota Batu, sebagai destinasi wisata, memberikan kesempatan luas bagi inovasi dan kreativitas generasi muda untuk mengembangkan desa-desa mereka ” ungkap PJ.Aries.
Aries Agung Paewai menekankan peran sentral generasi muda dalam pembangunan pertanian desa.
Disebutkan, mereka tidak hanya menjaga warisan pertanian tradisional, tetapi juga mengintegrasikan inovasi teknologi dan konsep berkelanjutan.
Dengan kreativitas mereka, generasi muda Kota Batu menjadi pionir dalam menciptakan model pertanian yang modern, produktif, dan ramah lingkungan, mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan komunitas setempat.
Pj. Aries Agung Paewai dalam arahannya kepada Kepala SKPD menekankan pentingnya memberi ruang seluas mungkin kepada generasi muda.
” Data ini menjadi acuan dalam menyusun program pembangunan berkelanjutan di Kota Batu, memastikan partisipasi aktif dan kontribusi berarti generasi muda dalam merancang masa depan kota ini.” Tandasnya.
Aries, menekankan kepada SKPD agar hasil Sensus Pertanian menjadi fokus dalam mempertimbangkan dan mempertajam potensi pertanian, terutama mendorong petani milenial untuk lebih terlibat dalam memajukan sektor pertanian.
“Mari kita pertajam kembali hasil sensus pertanian ini, terutama melihat potensi keterlibatan petani milenial, untuk terus dibangun komunikasi dan perhatian dalam program fasilitasi pemerintah sehingga akan lebih memajukan pertanian Kota Batu,” lanjutnya.
” Dengan hasil sensus ini, akan menjadi data penting bagi kita untuk menyusun perencanaan pertanian ke depan. Terutama menyelaraskan dengan program pemerintah sehingga petani kita akan lebih sejahtera,” pungkas Pj Aries.( Eno )