Misteri Kamar 47 Bung Karno, Di Bima Sakti  Selecta Batu

Misteri Kamar 47 Bung Karno, Di Bima Sakti Selecta Batu

Batu malangupdatenews99- Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 tahun 2022, tidak bisa dilepaskan dengan Nama Bung Karno. Sang Proklamator negeri ini.

Namun, tidak semua orang mengenal tempat dimana Sang Proklamator berhasil menelorkan program cemerlang dalam mendirikan negeri ini.

Soekarno menyepi di Kota Batu , tepatnya di Kawasan pegunungan nan sejuk yaitu Hotel dan Pemandian alam Selekta Batu, untuk mencari inspirasi sebelum merdekanya Negeri ini.

Salah satu tempat yang sangat disenangi karena mampu mendukungnya dalam mencari ide dan mengambil keputusan penting terbentuknya Negara ini adalah Hotel dan Pemandian alam Selekta Batu.

Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno memiliki jejak sejarah panjang dalam mengkonsepkan proklamasi dan menelurkan beberapa ide brilian saat berada di Hotel dan Pemandian alam Selecta Kota Batu, Jawa Timur.

Salah satunya adalah wisata Selecta yang menjadi saksi bisu perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Di tahun 1942 silam, Bung Karno menyempatkan diri untuk menginap di sebuah yang bernama “ vila De Brandarice “ atau yang sekarang dikenal dengan vila Bima Shakti yang berada dalam taman wisata Selecta Batu selama sekitar satu minggu hingga 10 hari.

Ada kenangan tertulis bung Karno sampai sekarang dan menjadi saksi sejarah berupa tulisan yang terpampang dalam pigura didalam kamar yang berbunyi :

” kenang-kenangan pada Selecta tetap hidup dalam ingatan saja. Bukan sadja karena tamasja jang indah, tetapi djuga karena di Selecta itu beberapa putusan penting mengenai perdjoangan Negara telah saja ambil”.

Rangkaian kalimat itu dituangkan dalam tulisan tangan Bung Karno tertanggal,1 Maret 1955. Tulisan tangan Bung Karno sampai sekarang terpajang dan dibingkai hitam dan digantung di tembok ruangan kamar dimana Bung Karno pernah tinggal. Penulisnya adalah Presiden Republik Indonesia, Soekarno.

Beberapa potret Bung Karno turut dipajang di tembok. Proklamator Indonesia itu pernah berada di dalam ruangan tersebut, dan menginap.
Kedatangan Bung Karno yang memang dirahasiakan, bertujuan untuk merenung dalam konteks mencari inspirasi ataupun mengambil putusan penting yang dibuat menuju Proklamasi Indonesia.

Di dalam kamar De Brandarice atau Bima Sakti inilah beliau mampu menemukan ide cemerlangnya.

Misteri kamar Bima Sakti

Kamar villa Bima Shakti yang berada dalam komplek Hotel dan Pemandian alam Selecta Batu, sampai sekarang tidak banyak yang mengenalnya. Kalangan tertentu saja atau mereka pengagum Bung Karno yang bertandang kesana.

Vila dengan luas sekitar 20 X 12 yang dulunya hanya ada dua kamar dan satu ruang makan kala itu di tahun 1942 memang hanya ditempati oleh Bung Karno saja, yakni kamar 47. Kini berkembang menjadi 10 kamar dalam Villa Bima Sakti.

Keberhasilan Bung Karno dalam menciptakan konsep brilian dalam membangun Negeri ini, rupanya dia temukan ketika menyepi dalam ruang kamar Bima Sakti ini.

Sehingga banyak orang yang kepingin memanfaatkan ruangan dimana Bung Karno pernah menginap tersebut. Harapannya mendapat hasil seperti yang dilakukan Bung Karno yakni prestasi atau konsep luar biasa dalam mencapai di bidangnya.

Namun, kenyataanya. Banyak orang yang mencoba keberuntungan dengan menginap beberapa hari di kamar 47 Villa Bima Sakti Selecta Batu, bukan kemujuran yang didapat justru kebuntungan atau kesialan.

Banyak Kepala Daerah atau ketua Lembaga Negara yang pernah nginap di kamar 47 Villa Bima Sakti, sepulang dari Selekta ditangkap KPK atau gagal maju kembali dalam Pilkada atau gagal menjadi Presiden RI, Gara- gara mengadakan kegiatan di Villa Bima Sakti.

Direktur Utama PT. Selecta Batu Sujud Hariadi ketika dikonfirmasi mengakui adanya kejadian yang menimpa para tokoh Politik atau pejabat publik yang gagal dalam misinya, gara-gara menginap di Villa Bima Sakti Selecta Batu.

“ Ya benar, banyak kejadian seperti itu. Tapi terus terang kami tidak percaya akan hal itu. Namun jika ada yang mencoba, monggo saja. Dan jangan salahkan kami lho jika nantinya ada kejadian yang diluar nalar “ tandasnya.

Sujud tidak menampik hal itu. Bahkan dia tidak menutupinya. “ kalau ada yang Tanya ya saya ceritakan, tetapi semua bukan sebab akibat lho. Semua hanya Alloh yang tahu, kita kan hanya menjalani. Perkara ada sesuatu bukan urusan manajemen “ lanjutnya.

Ketika ditanya soal, kenapa Agustus jumlah wisatawan ke Selekta Batu relative menurun dibandingkan bulan lainnya, adakah kaitannya dengan Misteri Villa Bima Sakti.

Dengan tersenyum Sujud mengungkapkan. Hal itu tidak ada kaitannya. Ada 3 bulan yang disebutkan sebagai bulan “ Low session “ atau sepi pengunjung yakni bulan ramadhan, Februari dan Agustus. Bulan Agustus di kawasan kota Wisata Batu, banyak kegiatan adat. Mulai karnaval, selamatan desa, sehingga menimbulkan kemacetan.

“ hal ini yang banyak tidak disenangi wisatawan lokal untuk ke Selekta, karena kondisi jalan macet. Sehingga mereka tidak bisa lama menikmati wisata alam di Selekta “ tambahnya.

Sujud menyebutkan, kendati begitu, banyak juga masyarakat yang memesan kamar 47 di Villa Bima Sakti, tempat Bung Karno bermalam. Namun, rata-rata warga masyarakat biasa bukan pejabat publik atau pejabat politik yang sedang mengincar Posisi tertentu.

“ Rata- rata yang mau memesan kamar 47 Villa Bima Sakti, bukan Pejabat Publik atau pejabat politik, jadi mereka yang ingin menikmati sensasi seperti yang dirasakan Bung Karno “ tandasnya.

Direktur Utama Selekta Batu Sujud Hariadi menyebutkan Bung Karno dalam tulisannya berpesan agar tetap mempertahankan keberadaan Selekta ini dengan jerih payah sendiri jangan melibatkan pihak asing.

“Bung Karno juga meninggalkan pesan dalam tulisan yang ditinggalkan di kamar. Kertas itu bertuliskan ‘Bangunlah Selecta dengan kemampuan sendiri dan dengan hasil jeri payah sendiri’. Tulisan itu masih kita simpan juga,” ungkapnya.

Setelah Indonesia Merdeka, 17 Agustus 1945 rupanya Bung Karno masih menyempatkan diri untuk menyambangi kembali Selecta untuk bernostalgia dengan kamar 47 Villa Bima Saktinya di tahun 1946.

Bung Karno pun memberi nama Villa yang membuatnya bisa melahirkan banyak konsep itu dengan nama “Bima Shakti ” dari nama sebelumnya “vila De Brandarice”.

Bung Karno sering menginap di tempat itu pada kurun 1952-1955, Pilihan nama Bima Sakti merujuk salah satu tokoh dalam dunia pewayangan, Bima sosok berkarakter tegas, berani dan berhati lembut

‘ Diperkirakan Bung Karno singgah di sini saat Sidang Pleno ke lima Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) digelar di Gedung Rakyat Kota Malang pada 1947. Meski pada akhirnya orang nomor satu di republik itu tak jadi menghadiri sidang pleno dan digantikan Bung Hatta” tambahnya.

Kembalinya Bung Karno ke vila Bima Shakti bersama sang Ibunda, anak pertamanya Guntur Sukarnoputra dan para pejabat pemerintahan lainnya hanya sekedar singgah dan mengunjungi warga sekitar Selekta.

“Kesini yang kedua itu bersosialisasi ke kampung-kampung. Mungkin ingin melihat kehidupan masyarakat sekitar sini. Itu pun hanya singgah dan tidak bermalam,” katanya.

Vila Bima Shakti yang dulunya hanya dua kamar, sekarang sudah bertambah menjadi 10 kamar.

Bangunan hingga perabotan fasilitas yang masih tetap sama seperti Bung Karno pertama kali ke vila tersebut, hanya dilakukan perawatan saja tanpa merubahnya.

Terlihat juga beberapa foto Bung Karno dan tulisan dari Bung Karno terpajang di dalam Vila Bima Shakti. Vila yang menjadi saksi bisu dan renungan Bung Karno itu hingga saat ini masih disewakan kepada para pengunjung yang ingin menginap.

“Tetap kita sewakan. Rata-rata pengunjung itu kesini karena ingin merasakan sensasi kamar yang pernah ditempati Bung Karno dengan suasana yang masih asli” tuturnya.

Vila yang baru saja setahun lalu diresmikan sebagai Cagar Budaya, saat ini menjadi ikon bagi wisata Selecta, Kota Batu dan menjadi kebanggakan daerah. Sejarah pernah ditempati oleh Presiden RI Soekarno.

Ingin nikmati kamar Soekarno atau dikenal dengan kamar Soekarno Sweet. Dibandrol dengan harga Rp.1 juta. Sementara kamar lainnya Rp.750 ribu.

De Ruyter De Wildt

Vila Bima Sakti merupakan satu dari beberapa vila di dalam Taman Wisata Selecta. Tempat wisata ini terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Berada di ketinggian sekitar 1.150 meter dari permukaan laut. Taman cantik seluas 20 hektare ini dikelilingi Gunung Arjuno dan Welirang serta Gunung Panderman.

Selecta dibangun oleh seorang Belanda, De Ruyter De Wildt pada 1920-1928. Selecta dari kata Selectia yang dalam bahasa Belanda berarti Pilihan.

Lokasi ini awalnya ditujukan sebagai tempat peristirahatan pembesar Pemerintah Hindia Belanda. Tempat pelesir pilihan golongan eropa.

Saat Agresi Militer Belanda II pada 1949, Selecta sempat dibumihanguskan oleh para pejuang Indonesia. Ini bagian dari taktik Malang Bumi Hangus, agar seluruh aset tak kembali jadi milik Belanda.
Setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada 1950 Selecta dibangun kembali oleh 47 orang pendiri. Mereka juga membentuk perseroan terbatas untuk mengelolanya. Selecta memang memiliki nilai sejarah tinggi.

Sampai sekarang, salah satu tempat wisata legendaris di Kota Batu ini tetap jadi tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Siapa saja yang ingin datang berwisata dan menginap, ya silakan saja,” tutur Sujud Hariadi yang juga ketua PHRI Batu. ( Eno )