Batu malangupdatenews99- Pertemuan antara pedagang Pasar Pagi dengan Pemerintah Kota Batu, yang difasilitasi oleh Komisi Gabungan DPRD Batu, mengalami kebuntuan pada Kamis siang (1/2/2024). Pertemuan yang berlangsung selama sekitar 2 jam di ruang rapat komisi DPRD Batu tidak menghasilkan titik temu, menciptakan suasana kekecewaan di kalangan pedagang.
Pertemuan dipimpin oleh Ketua Komisi C Khamim Tohari, didampingi oleh ketua Komisi A, Jatmiko, dan Ketua B Agung Sugijono, serta sekretaris komisi B Fahmi. Pihak Pemkot Batu diwakili oleh Asisten 3, Eko Hartono, Kadiskoperindag Aris Setiawan, Kepala BKAD Eny Rachyuningsih, dan Kabag Hukum Inge.
Ketua paguyuban pasar pagi, Rubiyanto, meminta kepastian terkait relokasi yang sebelumnya dijanjikan oleh Pemkot Batu. Namun, kebuntuhan muncul saat Kadiskoperindag Aris Setiawan menyampaikan rencana relokasi pedagang ke Pasar Induk Among Tani, sesuai Perwali no.21/2023. Aris menegaskan bahwa tidak ada opsi lain selain Pasar Induk Among Tani.
Situasi semakin memanas ketika Aris menyatakan pedagang harus swadaya dalam pengadaan Lincak untuk sarana jualan mereka. Pemerintah hanya akan memfasilitasi lokasi di sekitar pasar sayur dan parkir belakang pasar Induk Among.
“ Pemerintah hanya memfasilitasi lokasinya saja yakni di areal sekeliling pasar sayur dan parkir belakang pasar induk among tani yang memiliki luas 4.930 m2 yang dipergunakan hanya 3.291m2 untuk menampung 1.054 pedagang pasar pagi dari jumlah semula 1.097 pedagang, sementara pengadaan Lincak sarana jualan swadaya pedagang “ Ungkap Aris Setiawan.
Disebutkan, Penempatan pedagang pasir di Pasar Induk Among tani dibagi dalam 6 zona diantaranya ada zona daging, sayur dan lainnya dengan jam operasional mulai pukul.00.00 sampai dengan pukul 07.00 WIB dan lokasi harus bersih seperti semula.
“ terus terang kami bukan robot dan bukan superman yang bisa segalanya. Oleh karena itu dengan keterbatasan kami ini tidak bisa mengakomodir keinginan pedagang semuanya “ ungkap Aris yang langsung disambut suara “ Huuu “ oleh puluhan pedagang pagi yang memenuhi ruang rapat komisi DPRD Batu, Kamis ( 1/2/2024 ). Hal ini menimbulkan protes dari puluhan pedagang yang hadir.
Didik, salah satu perwakilan pedagang, mengungkapkan kekecewaannya karena rencana yang dijanjikan sebelumnya tidak sesuai dengan yang disampaikan oleh Aris. Pada pertemuan sebelumnya, pedagang sudah sepakat bahwa pemda akan mengakomodir keperluan mereka di lokasi baru di Pasar Among Tani tanpa membebankan pengadaan sarana jualan.
A.Rokhim, pedagang lainnya, menyoroti keterlibatan pedagang dalam pembayaran retribusi dan meminta jam operasional mulai pukul 01.00 sampai pukul 08.00 WIB. Ia juga menginginkan tempat jualan yang permanen agar tidak terkena hujan.
“ selama ini pedagang pagi selalu rajin dalam membayar retribusi bahkan menjadi percontohan dalam penerapan E- Retribusi. Jam operasional kami minta mulai pukul 01.00 sampai pukul 08.00 wib. kami minta disediakan tempat jualan yang permanen sehingga tidak kehujanan.” Papar Rokhim.
Ketua Komisi B Agung Sugiyono menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perbedaan pandangan yang muncul. Ia menekankan bahwa Pemda seharusnya telah mengajukan plafon anggaran untuk pemindahan pedagang dalam pembahasan APBD tahun 2024, tanpa membebankan kembali kepada pedagang.
“ Jangan terus kemudian dibebankan kepada pedagang kembali, mengenai pengadaan lincak. Semestinya Pemda memikirkan sejak awal. Jika Pemda yang mengadakan kelihatan seragam dan ada rasa keadilan disana “ ungkap Agung.
Asisten 3, Eko Suhartono yang juga pernah menjabat Kadiskoperindag, membantah bahwa pihaknya tidak pernah menjanjikan pembuatan Lincak dan dia hanya mengusulkan pedagang pasar pagi akan dibuat menjadi 2 zonasi yaitu zona kering dan basah ( dekat dengan saluran air ).
“ Saya tidak pernah menjanjikan pembuatan lincak, hanya usul 2 zonasi yaitu kering dan basah saja “ terang Eko Suhartono.
Khamim Tohari sebagai mediator menyimpulkan bahwa persoalan pemindahan pasar pagi akan dibahas kembali dalam pertemuan selanjutnya setelah berbicara terlebih dahulu dengan komisi gabungan DPRD Batu. Khamim juga mengingatkan Pasar Induk Among Tani merupakan kebanggaan warga Batu, tentu tidak ingin diwarnai dengan pemandangan yang tidak elok misal pengadaan tenda yang tidak seragam demikian dengan lincaknya. ( Eno )