Ratusan Warga Bumiaji Batu Berunjukrasa Ke DPRD Batu, Minta Daerahnya Bebas Banjir

Ratusan Warga Bumiaji Batu Berunjukrasa Ke DPRD Batu, Minta Daerahnya Bebas Banjir

Batu malangupdatenews99– Ratusan warga desa Bumiaji kecamatan Bumiaji unjuk rasa dengan melakukan longmarch dari depan balai Desa Bumiaji menuju Gedung DPRD Kota Batu  di kecamatan Junrejo. Rombongan dipimpin langsung kepala desa Bumiaji Edy Suyanto, Jum’at ( 22/12/2023 ).

Dengan membawa puluhan poster yang dibentangkan di halaman gedung DPRD Batu bertuliskan diantaranya  Kali Paron Nagih Janji, Ojo Guyon Banjir Iku Bencana, Kami Butuh Aksi Bukan Janji, Iki Bukan Wisata Banjir, Mana Janji Manismu Dulu dan berbagai tuntutan lainnya. Salain itu, mereka juga membagikan bunga mawar putih. Mereka juga menyampaikan aspirasi dengan menggunakan pengeras suara dan membawa sejumlah banner.

Kepala Desa Bumiaji, Edy Suyanto mengungkapkan, aksi ini dilakukan karena warga Desa Bumiaji, khususnya warga Dusun  Mberu yang merasa terganggu dengan adanya banjir kiriman dan membikin hidup tidak nyaman lagi. Setiap tahunnya selalu dilanda banjir sejak 2015.  Bahkan di tahun 2021 lalu sampai merenggut korban jiwa.

“Kami melakukan ini dengan damai. Warga Desa Bumiaji tidak anarkis dan taat akan hukum. Kami datang hanya untuk menyampaikan aspirasi kami. Menuntut hak kenyamanan sebagai warga Kota Batu, tolong  kami diterima” Edy Suyanto.

Disebutkan, aksi seperti ini sebenarnya sudah tidak selayaknya terjadi di Kota Batu. Karena orang Batu tahu etika dan sopan santun. Namun jika pihaknya hanya diam saja, maka Desa Bumiaji akan menjadi bulan-bulanan mendapat kiriman banjir setiap waktu.

Keinginan warga Bumiaji,akhirnya diterima langsung oleh Ketua DPRD Kota Batu, Asmadi, Wakil Ketua l DPRD Kota Batu, Nurochman, Wakil Ketua ll DPRD Kota Batu, Hely Suyanto serta beberapa anggota DPRD dari dapil Bumiaji.

Dalam pertemuan tersebut, DPRD Kota Batu memberikan kesempatan kepada perwakilan massa untuk masuk ke dalam gedung. Rapat rapat dengar pendapat bersama DPRD Kota Batu diikuti beberapa dinas terkait Pemkot Batu seperti Kadis PUPR, DPMPTSP, DLH, Camat Bumiaji dan Kepala BPBD Batu serta anggota dewan dapil Bumiaji.

Kepala Desa Bumiaji, Edy Suyanto merasa puas dengan hasil pertemuan dengan Pimpinan DPRD dimana terjadi kesepakatakan yang melegakan warga Bumiaji dalam mengatasi penyelesaian banjir.

“Kami salurkan aspirasi dari masyarakat terdampak banjir. Kami ingin mendorong pemerintah kota untuk secepatnya merealisasikan pembangunan. Guna pencegahan banjir di Kali Paron, Dusun Beru,” ungkap Edy.

Menurutnya,  pembangunan untuk pencegahan masalah banjir tidak bisa dilakukan hanya satu kali saja, tapi secara berlangsung berkelanjutan.

“ kami inginkan dilaksanakan dalam jangka pendek dulu, di tahun 2024, sehingga warga bisa tenang, jika Pemda tidak ada dana, kami siap kok memberikan dana talangan untuk mengantisi kegiatan awal. Yang penting penggunaan dana desa ini tidak melanggar aturan dan banjir tidak datang lagi ke dusun mberu “

Edy menyebut, salah satu kesepakatan usai pertemuan itu. Pemerintah Batu akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp3,3 miliar melalui pergeseran anggaran BTT. Anggaran tersebut berfungsi untuk melakukan sejumlah pembangunan di Kali Paron.

Sementara penanganan jangka panjang , perlu adanya penanganan khusus, seperti meningkatkan konservasi  dengan penanaman pohon di kawasan hulu sungai.

“Saat ini di hulu sungai sudah beralih fungsi jadi lahan pertanian. Hal ini menjadi PR pemerintah kota Batu. ketika lahan sudah beralih fungsi, maka tidak kuat menahan air. Perbaikan sebaik apapun, jika di hulu sungai tidak dilakukan penanganan dengan baik, maka akan tetap sama saja,” lanjutnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang  (PUPR) Kota Batu, Alfi Nurhidayat, mengungkapkan  situasi Kali Paron telah menjadi perhatian serius bagi pihaknya. Meskipun telah dilakukan tiga kali normalisasi sejak tahun 2021, kejadian banjir di Dusun Mberu, Desa Bumiaji, terus meningkat, bahkan saat hujan dengan intensitas rendah di kawasan Bumiaji.

Alfi Nurhidayat menjelaskan bahwa banjir tersebut tidak hanya disebabkan oleh hujan dengan intensitas rendah. Kali Paron meluap dengan membawa material kayu bongkahan besar, lumpur, dan sampah yang menutup aliran sungai. Meskipun normalisasi telah dilakukan, peningkatan banjir tetap terjadi, menjadi fokus kajian teknis PUPR.

“Kali Paron sudah melalui tiga kali normalisasi, namun banjir tetap terjadi. Kejadian banjir di Dusun Mberu, Desa Bumiaji, menjadi perhatian kita. Kami perlu melakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah yang tepat,” ungkap Alfi.

Dalam menghadapi permasalahan ini, Alfi Nurhidayat mengusulkan langkah-langkah konkret. Salah satunya adalah memperlebar sudetan di Kali Paron dan melakukan konservasi di kawasan hulu sungai. Selain itu, penanganan secara simultan dan terintegrasi direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun 2024.

“Kami akan melakukan pergeseran anggaran untuk menangani permasalahan ini, karena dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) belum tercantum. Langkah-langkah ini akan kami ambil untuk memastikan penanganan yang efektif dan berkelanjutan terhadap masalah banjir di Kali Paron,” tambah Alfi Nurhidayat.

Dia berharap kolaborasi antara pihak terkait, termasuk DPRD dan masyarakat setempat, dapat memastikan implementasi langkah-langkah ini secara sukses dan memberikan solusi yang nyata terhadap permasalahan banjir di kawasan tersebut.

Ketua DPRD Batu, Asmadi, memberikan komitmen kuat untuk mengatasi persoalan banjir yang terus menghantui Kota Batu. Dalam konteks ini, Asmadi menegaskan bahwa langkah solutif akan diambil untuk memastikan keberlanjutan sektor pariwisata, mengingat Kota Batu merupakan salah satu tujuan wisata yang populer.

“Kami akan duduk bersama dalam forum khusus untuk membahas bagaimana mengatasi banjir dari hulu ke hilir. Hal ini akan membantu kami menentukan prioritas penanganan, sehingga langkah-langkah yang diambil dapat memberikan solusi yang efektif,” tegas Asmadi, menyusul hasil pertemuan dengan warga Bumiaji.

Asmadi menyadari bahwa masalah banjir tidak hanya merugikan masyarakat setempat, tetapi juga berpotensi mengganggu industri pariwisata yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Kota Batu. Oleh karena itu, DPRD Batu berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mencegah dan menanggulangi banjir dengan pendekatan yang holistik.

“Kita perlu melibatkan semua pihak terkait dalam mencari solusi. Forum khusus ini akan menjadi wadah untuk mengumpulkan masukan dan pemikiran dari berbagai stakeholder, termasuk warga yang terdampak langsung oleh banjir,” ungkap Asmadi.

Ketua DPRD Batu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, legislatif, masyarakat, dan pihak terkait lainnya dalam menangani permasalahan banjir secara menyeluruh. Dia berjanji untuk menjadwalkan pertemuan forum khusus dalam waktu dekat guna merumuskan strategi yang efektif dan berkelanjutan.

“Dengan langkah-langkah solutif yang kita ambil, kita berharap dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat serta menjaga keberlanjutan industri pariwisata Kota Batu,” pungkas Asmadi.( Eno )