Malangupdatenews99- Penampilan Seni Bantengan yang dipersembahkan Pandu Hizbul Wathan Kwartir Daerah Kota Batu, memukau peserta Perkemahan Akbar Muktamar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ke-4 Tahun 2023, yang pusatkan di Bumi Perkemahan kampus UMM, Rabu (2/8/2023).
Ketua Umum Hizbul Wathan Kwarda Batu, Murni Novida Wardany menyebutkan, dirinya sempat meragukan Bantengan seni tradisional khas Kota Batu ini bisa tampil di acara perkemahan,apalagi di forum kegiatan Muhamadiyah.
Mengingat seni bantengan identik dengan kemenyan dan kesurupan dianggap jauh dari kesan syariah persyarikatan Muhammadiyah.
” Alhamdulillah, ternyata anak- anak menampilkan atraksi tidak ada unsur magisnya.Murni seni tari bantengan, sehingga mampu menyajikan atraksi kesenian yang mengagumkan dan menarik “ungkap Bunda Murni panggilan akrabnya.
Pentas seni yang merupakan rangkaian kegiatan perkemahan digelar dalam dua hari pada pukul 19.00 sampai pukul 23.00 bertujuan untuk menampilkan kreasi dan bakat dari masing-masing peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Keberhasilan Pandu Hizbul Wathan Kwartir Daerah Kota Batu dalam pentas seni Perkemahan Akbar Muktamar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ke-4 Tahun 2023, berkat perjuangan Krisandi Bima Prayoga.
Bima panggilan akrab siswa kelas XII IPS SMA Muhammadiyah 03 Batu membuat modifikasi tari bantengan menjadi seni tari modern.
” kami mencoba menampilkan tari seni bantengan tanpa magis dan murni seni tari sehingga diterima Panitia ” jelas Bima.
Disebutkan, tari bantengan yang tampilkan dalam pentas seni perkemahan akbar terdiri dari 6 pemain pencak, 3 pemain macanan, 8 orang pemain bantengan, 4 orang pembawa pecut, 2 orang nyembur obor dan 2 orang pemegang tali berasal dari siswa-siswa SMP, SMA dan SMK Muhammadiyah di Kota Batu.
Dengan modifikasi tarian seni bantengan ternyata mendapat sambutan dan respon positif sebagai tontonan yang tidak menakutkan.
Ternyata seni bantengan tetap bisa dikemas dan ditampilkan meskipun tanpa ritual, kemenyan dan kesurupan.
“Semoga ke depannya seni bantengan tetap menjadi seni tradisional khas Kota Batu untuk segala kalangan dan usia ” Pungkas Bima.( Eno )