Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tlekung Kota Batu Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Pengolahan Sampah

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tlekung Kota Batu Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Pengolahan Sampah

Batu malangupdatenews99,- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu Muji Dwi Leksono mengungkapkan perubahan nama Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung  menjadi Tempat Pemprosesan Akhir Tlekung. Mengingat TPA Tlekung kini sebagai lokasi pengolahan residu akhir. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah di Kota Batu.

” Kami berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah di Kota Batu. Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah memfungsikan TPA Tlekung sebagai tempat pengolahan residu akhir.” Ungkap Muji Dwi Laksono di kantor DLH, Rabu ( 20/12/2023 ).

Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang sudah ada, sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh residu akhir.

Proses pengolahan ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan atau dapat di daur ulang yang memiliki nilai manfaat dari ekonomi.

Dalam upaya menjaga keterlibatan masyarakat, dinas juga berencana melibatkan berbagai pihak terkait, seperti komunitas lokal dan organisasi lingkungan seperti sabers pungli ( sapu bersih sampah nyemplung kali ).

“Partisipasi masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini. Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam pengelolaan limbah yang berkelanjutan,” tambah Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

Disebutkan, Tempat Pemrosesan akhir (TPA) Tlekung Kota Batu sudah melakukan uji coba 3 unit incenarator Dodika yang fungsi untuk membakaran sampah.

 

Incenarator yang dipergunakan berbahan solar atau SNG ( gas ) sebanyak 3 unit dengan kapasitas keseluruhannya diperkirakan 60 Ton. Dalam  Uji coba yang dilaksanakan mulai pukul 08.00  sampai pukul 18.00 dengan kapasitas sampah setiap jamnya 6 Ton yang diangkut 5 Truck.

” Penerapan tehnologi pembakaran, dimana asap keluar hasil pembakaran dimasukan ke kolam air, sehingga asap tidak keluar langsung ke Udara. Dengan menggunakan 9 katalis uap air, Zat karbon yang masuk diurai sehingga air menjadi hitam, asap keluar menjadi bersih dan sehat. Terbukti hasil uji emisi yang dilakukan tanggal 11 Desember 2023, asap yang dikeluarkan sudah layak dan tidak menganggu kesehatan “ lanjutnya.

Tehnologi tepat guna lainnya yang kini diterapkan di TPA Tlekung, dengan mendatangkan mesin leleh yang nantinya menampung limbah anorganik berupa Plastik. Sampah plastik hasil dipilahan dimasukan mesin ini selanjutnya dijadikan balok plastik batangan yang bisa dimanfaatkan untuk industri plastik.

Sementara hasil limbah asap yang masuk kolam menjadi endapan diolah menjadi serbuk dijadikan batako atau paving dan uap air yang ada di ketel akan dikembangkan menjadi pupuk cair. Sedangkan produksi Pupuk kompos, sudah lama dikembangkan semenjak penutupan TPA Tlekung lalu.

Produksi yang dihasilkan TPA Tlekung belum bisa dipasarkan, karena masih menunggu pendirian UPT atau BLUD ( Badan Layanan Umum Daerah ). Pendirian badan usaha ini melibatkan masyarakat sekitar.

“ Masyarakat desa Tlekung, sudah menyaksikan perubahan pengolahan Tempat Pemrosesan akhir ( TPA ) Tlekung  yang terbaru dengan tehnologi ramah lingkungan dan berdampak peningkatan ekonomi “ tandas Muji.

 

Penerapan tehnologi ramah lingkungan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan limbah yang lebih baik dan bertanggung jawab. Kota Batu berharap untuk memberikan kontribusi positif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“ Kami bersama tim melakukan sosialisasi ke warga masyarakat, agar mereka menyadari pentingnya pengolahan sampah selain membersihkan lingkungan, sampah bisa mendatangkan manfaat ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang sudah terbentuk dan sudah melakukan pemilahan sampah, kami beri pengetahuan akan proses pengolahan residu sampah menjadi paving,  bata, biji plastik, pakan maggot, dan pupuk kompos. Semuanya ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dikelolah dengan baik “ pungkas mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pintu ( DPMPTSP ) Kota Batu. ( Eno )