Batu malangupdatenewa99- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung yang terletak di desa Tlekung Kecamatan Junrejo kota Batu secara resmi ditutup pukul 15.00 WIB ditandai dengan memasang kunci besar di pintu masuk kendaraan Pengangkut sampah oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup,Rabu( 30/8/2023 ).
Penutupan ini merupakan kesepakatan bersama yang disetujui dan ditandatangani ratusan warga Tlekung, Kepala Desa Tlekung, dan DLH serta disaksikan Camat Junrejo, TNI, dan Polri.
Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan penutupan ini sesuai hasil kesepakatan yang sudah dibuat dan mulai hari ini tidak ada kiriman sampah ke TPA Tlekung, namun ada kesepakatan pembatasan operasional langsung di TPA.
“Jadi mulai sore ini sudah tidak ada lagi kiriman sampah yang masuk ke TPA Tlekung. Sampah akan dikelola oleh sumber sampah masing-masing seperti di desa/kelurahan, pelaku usaha, pengusaha, dan sebagainya,” tegas Aris.
Disebutkan aktifitas di TPA Tlekung hanya pengelolaan sampah yang lama dan menggunung. Selain itu, diharapkan masyarakat mempedomani Surat Edaran (SE) pilah sampah dari rumah serta memaksimalkan TPS3R di masing-masing tempat.
Aries mengungkapkan TPA Tlekung menerima kiriman dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji dengan 20 desa dan 4 kelurahan. Setiap bulannya jumlah sampah yang masuk TPA mengalami pengurangan 4.05 ton.
” dengan penutupan ini, maka 15 Ton sampah masyarakat akan dikembalikan untuk dikelolah masing- masing TPS3R yang setiap bulan mengalami penguramgan4,05 Ton” tambah Aris.
Jumlah TPS3R yang terbangun saat ini sebanyak 14 TPS3R, baru 5 TPS3R berfungsi dengan baik. Sampah anorganik yang dikelola TPS3R yang terdata masih 3 TPS3R
” Semoga dengan penutupan ini masing- masing bertanggung jawab atas produksi sampah warganya ” lanjutnya.
Penutupan TPA Tlekung merupakan langkah progresif yang diambil oleh Pemerintah Kota Batu dalam mendukung program pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Aris Setiawan, menjelaskan sampah yang dihasilkan dari Pasar Induk dan Alun Kota Batu kini ditangani DLH melalui Tempat Pengelolaan Sampah, Daur Ulang, dan Daur Ulang Kembali (TPS3R) yang terletak di Stadion dan Temas.
TPS3R yang berlokasi di Stadion dan Temas menjadi pusat pengelolaan sampah yang modern dan terpadu. Di sini, sampah dari Pasar Induk dan Alun Kota Batu akan dipilah, didaur ulang, dan diolah menjadi bahan baku baru atau produk bernilai, sesuai konsep daur ulang dan daur ulang kembali.
Aris Setiawan juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program pengelolaan sampah ini.
” Warga Kota Batu diharapkan dapat melakukan pemilahan sampah di sumber dan membawa sampah ke fasilitas TPS3R terdekat. Langkah ini memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Dengan mengolah sampah menjadi sumber daya baru, Kota Batu semakin mendekati tujuan sebagai kota yang bersih, hijau, dan berkelanjutan ” lanjut Aris.
Tim Percepatan Penanganan Sampah Kota Batu Sugeng Pramono menyebutkan setelah menerima masukan warga Tlekung dan melakukan evaluasi mendalam terhadap metode pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan, maka bersama Kadis Lingkungan Hidup menutup Pintu masuk kendaraan Sampah.
” dengan ini pintu masuk ke TPA Tlekung digembok sampai waktu tidak ditentukan dan melihat situasi sampah di masyarakat. ” tegas Sugeng Pramono yang juga Asisten 2 Pemkota Batu.
Dengan penutupan TPA Tlekung Pemerintah Kota Batu akan mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang melibatkan pemilahan, daur ulang, dan pengolahan sampah ( TPS3R ) di desa – desa menjadi sumber energi alternatif.
Tujuannya untuk mengurangi dampak negatif lingkungan akibat pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir konvensional.
Pemerintah Kota Batu mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah yang lebih baik. Program edukasi akan ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga.
Dengan penutupan TPA Tlekung dan pengimplementasian pengelolaan sampah berkelanjutan, Kota Batu bergerak maju sebagai contoh dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Program TPS3R bertujuan untuk memberdayakan masing-masing desa dalam mengelola sampahnya sendiri secara efisien. Setiap desa akan memiliki fasilitas TPS3R yang mencakup tempat pengumpulan sampah, fasilitas daur ulang, dan tempat pemrosesan sampah menjadi sumber daya yang bernilai.
Fasilitas daur ulang di TPS3R akan memungkinkan pengolahan material seperti kertas, plastik, logam, dan kaca menjadi bahan baku baru. Selain itu, konsep daur ulang kembali akan mendorong masyarakat untuk menghasilkan produk kreatif dari sampah yang dapat dijual atau digunakan di tingkat lokal.
Program TPS3R juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pelatihan dan edukasi akan diberikan kepada warga desa untuk memahami pentingnya pemilahan sampah, teknik pengomposan, dan praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Melalui program TPS3R, Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk mengubah paradigma penanganan sampah menuju yang lebih berkelanjutan. Ini merupakan langkah strategis dalam mengurangi dampak negatif lingkungan dan mewujudkan visi Kota Batu sebagai kota yang hijau dan bersih.
Program TPS3R menjadi tonggak baru dalam perjalanan Kota Batu menuju pengelolaan sampah yang lebih baik dan memberikan contoh bagi kota-kota lain dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan
Meskipun langkah ini memiliki dampak positif yang signifikan, diakui bahwa transisi menuju pengelolaan sampah berkelanjutan tidak akan berjalan tanpa tantangan.
Namun, Pemerintah Kota Batu bersama Tim Percepatan Penanganan Sampah bertekad untuk mengatasi hambatan tersebut demi mencapai lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Sementara itu, Perwakilan warga dessa Tlekung, Samsul Arifin mengaku sangat mendukung keputusan Pemkot Batu dan mengapresasi komitmen yang dijalankan dengan penutupan TPA Tlekung.
Desa Tlekung audah siaga dengan tuntutannya mebutup TPA dan sekarang sudah membangun TPS3R hasil swadaya masyarakat secara patungan senilai Rp.15 Juta.
“Kami sudah siap dengan dampak penutupan TPA Tlekung..oleh karena itu kami langsung membangun TPS3R hasil swadaya masyarakat senilai 15 juta ” pungkas Syamsul Arifin.( Eno.)