Batu malangupdatenews99– Wakil Ketua dua DPRD Kota Batu Hely Suyanto sangat mendukung peninjauan kembali isi perjanjian ( MOU ) Perumdam Among Tirto dengan PDAM Kota Malang.
“ Kami sangat mendukung jika ada peninjauan kembali isi perjanjian MOU dengan PDAM Kota Malang yang menyangkut harga kompensasi debit air yang disedot berdasarkan MoU pada 2008 yang relatif rendah, jika dibandingkan dengan kondisi saat ini. Semestinya sudah waktunya ada revisi. Mereka menjual air ke palanggan sangat tinggi “ tegas Hely Suyanto usai Musrenbang tingkat Kota Batu yang berlangsung di Singhasari hotel, Rabu ( 8/3/2023 ).
Disebutkan, Pemerintah Kota Batu harus terus bisa memantapkan dan meningkatkan kemandirian fiskal daerah melalui peningkatan PAD dan retribusi daerah sebagai unggulan penerimaan daerah, dengan meninjau kembali perjanjian dengan PDAM Kota Malang salah satu solusi peningkatan PAD.
Dewan Pengawas BUMD Perumdam Among Tirto Zadim Effiseinsi sependapat dengan gagasan dan usulan Wakil ketua dua Dewan bahwa Perumdam kota Batu meninjau ulang perjanjian kerjasama dengan PDAM Kota Malang.
“ Kami sependapat dengan gagasan wakil ketua Dewan tersebut dan kami akan lakukan peninjauan kembali perjanjian dengan PDAM Kota Malang, Harga kompensasi dengan Kota Malang lalu realtif kecil dibandingkan dengan kondisi perekonomian saat ini, “ Ungkap Zadiem Effisiensi yang juga merupakan Sekretaris Daerah Kota Batu.
Apalagi Kata Zadim, Pemkot Batu kini melakukan percepatan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) dalamtahun 2023 bisa mencapai Rp.250 Miliar.
“ Langkah yang kami tempuh dengan melakukan kajian tentang potensi sumber pendapatan yang bisa meningkatkan PAD, diantaranya melalui kompensasi air yang dikerjasama dengan PDAM Kota dan Kabapaten Malang ini. Jika dengan Pemkab Malang sudah ada perubahan MOU dan mereka bersedia menaikan tarif debit airnya, tinggal Kota Malang saja “ lanjut Zadim.
Sementara itu Dirut Perumdam Among Tirto Edy Sunaedi ketika dikofirmasi secara terpisah menyebutkan, pihaknya siap melaksanakan jika ada keputusan dari pertemuan G To G antara pemkot Batu dengan Pemkot Malang.
“ kami siap melaksanakan, jika sudah hasil kesepakatan G To G denggan kedua Pemkota Batu dan Kota Malang “ jelasnya.
PDAM Kota Malang mengambil air dari 2 sumber yakni Sumber Banyuning dan Binangun. Debit airnya lumayan besar 450 liter /detik di Binangun sedang di Sumber Bayuning 210 liter/detik.
“ Selama ini PDAM Kota Malang membayar kompensasi hanya Rp 90,- setiap liter/detiknya di 2 sumber. Setiap bulan mereka setor sekitar Rp 47 Jutaan setiap bulannya “ jelas Sokek panggilan akrab Dirut Perumdam Among Tirto.
Sementara PDAM Kabupaten Malang yang kebetulan sudah berakhir masa perjanjiannya tahun 2022, maka dilakukan perubahan isi perjanjian baru. Mereka sepakat menerima kenaikan kompensasi dari harga Rp 40,0 setia liter/detiknya menjadi Rp 125,-
“ Alhamdulillah kabupaten Malang ada niat baik untuk menaikan dari Rp.40 rupiah menjadi Rp.125,- setiap liter kubiknya. Sesuai Mou kabupaten Malang habis tahun 2022, maka mulai 2022 dirubah perjanjiannya. Dan kita berlakukan di tahun 2023 dari tarif Rp.40,- menjadi Rp125,- “ tegasnya.
Kabupaten Malang mengambil air di kota Batu di sumber Dandang yang ada di Junrejo dan sumber Cinde yang ada di Bumiaji.
“ Kecil debitnya yang kita berikan ke Kabupaten Malang, dengan harga Rp 40,- kemarin setiapnya kita mendapat setoran Rp 6 Juta – Rp 7 Juta setiap bulannya untuk dua sumber ini Dandang dan Jinde, jika tahun 2023 naik Rp 125,- maka kita bisa mendapat masukan 3 kali lipatlah seiktar Rp. 30 Jutaan setiap bulannya “ tambah Sokek.
Dirut Perumdam Among Tirto berharap PDAM Kota Malang mempunyai pemikiran seperti yang dilakukan PDAM Kabupaten Malang, menaikan kompensasi dari Rp 90,- menjadi Rp.125,- setiap liter/detiknya.
“ Bisa dibayangkan berapa pemasukan ke Pemkot Batu dengan 2 sumber yang disedot PDAM Kota Malang yakni di Sumber Banyuning 210 liter/detik dan Binangun 450 liter /detik di Binangun, bisa miliran rupiah setiap bulannya “ pungkas Sokek. ( Eno )