malangupdatenews99.com Jakarta, Pemerintah Jokowi pelan tapi pasti merealisasikan janji politiknya Berdikari dalam bidang ekonomi, bahwa stok beras nasional hingga hingga bulan April 2022 tercatat mencapai 10,2 juta ton, disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (14/8)
Jokowi mengeklaim Indonesia memiliki sistem ketahanan pangan yang baik, sejak dibangunnya beberapa waduk untuk perairan dan mengatasi persoalan air yang mengaliri sawah ladang rakyat. Sekarang jelas hasilnya dari pembangunan infrastruktur baik itu jalan, waduk, pelabuhan dan bandara. Bagaimana menjelang 10 tahun ke depan?
(15/8/2022)
Tercatat, produksi beras nasional rata-rata mencapai 31,3 juta ton pada 2019-2021. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan produktivitas pangan ini diharapkan Indonesia bisa memasuki pasar ekspor beras.
“Kami harap dengan terus konsentrasi ke sana, insya Allah kami sudah tidak impor jagung lagi dalam 2-3 tahun mendatang, seperti beras yang sudah tiga tahun tidak impor,” tutur Presiden Jokowi.
Berita ini di release dari laman KINERJAEKSELEN.co, bahwa Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dalam menghadapi ancaman krisis pangan global.
Penegasan tersebut disampaikan Presiden Jokowi usai menerima Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swa Sembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) di Istana Negara Jakarta, Minggu (14/8).
Presiden Jokowi mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi, menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri, dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia.
Kata Presiden, pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari bendungan, lumbung, hingga jaringan irigasi guna mendukung peningkatan hasil produksi pertanian nasional.
Selain pembangunan infrastruktur, lanjut Presiden Jokowi, pemerintah juga memanfaatkan varietas-varietas unggul padi, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada beras dengan produksi beras yang surplus selama tiga tahun terakhir.
“Penghitungan oleh BPK (Badan Pusat Statistik) stok kita di lapangan jumlahnya juga di akhir bulan April 2022 tertinggi, yaitu 10,2 juta ton,” ujar Presiden.
Kepada petani, Presiden berharap, tidak hanya memproduksi komoditas pertanian yang dikonsumsi masyarakat, tetapi juga komoditas pertanian yang masuk pasar ekspor.
Tidak hanya bergantung pada komoditas beras, Kepala Negara juga mendorong diversifikasi pertanian.
“ Harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan lainnya. Telah kita mulai kemarin di Waingapu sorgum, di NTT, sorgum, kemudian di beberapa provinsi jagung juga besar-besaran,” ujarnya.
Ungkap Kepala Negara, dengan produksi jagung besar-besaran, impor jagung dapat ditekan dari 3,5 juta ton menjadi 800 ribu ton.
“Ini sebuah lompatan yang besar sekali. Kita harapkan dengan terus menerus kita konsentrasi ke sana Insha Allah kita sudah tidak impor jagung lagi dalam dua tiga tahun mendatang, seperti beras yang sudah tiga tahun kita tidak impor,” pungkasnya.
Turut hadir di acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Representasi FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal, Direktur Jenderal IRRI Jean Balie, serta sejumlah kepala daerah, rektor dan perwakilan petani. (syam/red.updatenews99)