Jamaah Sambung Rasa Batu Ulang Tahun Perdana Ditandai Khitanan Massal, Pengobatan Dan Santunan Anak Yatim

Jamaah Sambung Rasa Batu Ulang Tahun Perdana Ditandai Khitanan Massal, Pengobatan Dan Santunan Anak Yatim

 

Batu malangupdatenews99 – Jamaah Sambung Rasa Batu menggelar peringatan hari jadinya yang perdana di dusun Oro-oro Ombo RW 1 desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Batu.

Momentum ini diisi dengan bhakti sosial melalui khitanan massal, pelayanan pengobatan dan santunan yatim piatu, Kamis pagi ( 8 /2/ 2024 ).

Gus Gendeng, pembina Jamaah Sambung Rasa Batu,mengungkapkan perjalanan jamaah ini bermula dari kegiatan pengajian yang diadakannya di berbagai tempat di Batu. Meskipun diikuti oleh pengikut dari berbagai aliran dan suku, mereka memiliki hati yang bersatu dalam tekad menjadi manusia berbudi luhur dan percaya kepada Allah.

“Awalnya hanya pengajian biasa dengan tempat yang berpindah-pindah dan peserta dari beragam aliran dan suku. Namun, dengan niat dan kemauan yang sama untuk memiliki hati yang bersatu, terbentuklah sambung rasa yang akhirnya kami kenal sebagai Jamaah Sambung Rasa,” ungkap Gus Gendeng.

Jamaah Sambung Rasa menjadi tempat inklusif yang menampung berbagai aliran dan warisan budaya lokal.

Mereka menghargai keberagaman melalui kesenian lokal yang membawa kearifan tradisional, menciptakan ruang harmoni bagi semua anggotanya.

Disebutkan, dalam perspektif Islam, sambung rasa juga memiliki peran penting. Mengasah empati dan kepedulian terhadap sesama merupakan bagian integral dari nilai-nilai Islam.

“Menolong sesama dalam kesulitan, memberikan sedekah, dan menjunjung tinggi nilai keadilan adalah bentuk sambung rasa yang tercermin dari ajaran agama ” tandas Gus Gendeng.

Dalam ulang tahunnya yang pertama Jamaah Sambungrasa, peduli berbagi dengan mengkhitab 15 anak, santunan 90 anak yatim piatu dari berbagai dusun 90 desa Oro- oro Ombo dan desa sekitar serta pengobatan gratis.

Didukung PSK ( Persatuan Sosial Kemasyarakatan ) Gajah Purwo Nusantara Batu, penyedia konsumsi sebanyak 5000 porsi.

Selain itu, konsep “mizan” atau timbangan dalam Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam ekonomi, sosial, dan lingkungan. Menjaga keberimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama merupakan bentuk kepatuhan terhadap nilai-nilai Islam.

” Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai keselarasan dan keseimbangan yang diinginkan. Selaras dengan nilai-nilai agama, menjaga hubungan baik dengan Allah swt. dan sesama manusia akan membentuk fondasi kehidupan yang kokoh dan bermakna ” Lanjut Gus Gendeng.

Islam memberikan landasan untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan melalui prinsip-prinsip yang diakui dalam ajaran agama. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai ini, umat Muslim dapat hidup dalam harmoni dengan diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan ( Eno )