Batu malangupdatenews99- Peringata HUT Ke-21 Pemkot Batu, Senin ( 17/10/2022) bagi kepala Desa yang ada di Kota dingin Batu sangat mengesankan, betapa tidak. 19 kepala desa yang ada di Kota Batu tahun ini menikmati kenaikan status desanya dari desa maju menjadi desa Mandiri. Bahkan 3 desa diantaranya masuk ranking 3 IDM Nasional, yakni Desa Oro-Oro Ombo, Sidomulyo dan desa Punten.
Dikesempatan kali ini, Malang updatenews99, menurunkan tulisan secara berurutan keberhasilan 3 desa yang masuk ranking 3 Nasional tersebut.
1. DESA ORO- ORO OMBO.
Desa Oro Oro Ombo adalah sebuah desa yang berada di wilayah perkotaan dengan ketinggian 850 – 970 meter dari permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun antara 2000 s/d 3000 mm, dengan bulan basah rata rata 7 bulan dan bulan kering rata rata 5 bulan,serta suhu rata-rata antara 240 C – 260.
Dalam era perkembangannya, karena tingkat pertambahan penduduk yang meningkat dengan perkembangan sosial budaya masyarakat yang semakin tinggi dengan norma kehidupan masyarakat yang diatur berdasarkan tatanan pemerintahan, Desa Oro-oro Ombo dengan Luas wilayah desa Oro-oro Ombo 1.438 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 12 ribu jiwa, terbagi menjadi beberapa wilayah kecil yang disebut “Dusun” dengan nama yang juga diambil dengan mengikuti sejarah asal usul Dusun masingmasing. Tiga dusun tersebut adalah: Dusun Krajan ., Dusun Dresel dan Dusun Gondorejo.
Desa Oro-Oro Ombo masuk kecamatan Kota Batu terletak di lereng Gunung Panderman.
Pembangunan di desa tersebut maju dan berkembang pesat sekali terutama di bidang pariwisata sehingga membantu warga mendapatkan pekerjaan.
Dalam peringatan ke-21 HUT Pemkot Batu, Senin ( 17/10/2022) Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu Jawa Timur mampu mempertahankan predikat Indeks Desa Membangun (IDM) Mandiri Nasional yang diadakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Oro-Oro Ombo mencatat skor tertinggi dengan 0,9981 poin.
Desa Oro-Oro Ombo dinilai sebagai desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan, berada di peringkat ketiga di IDM tahun 2022. Jika dibanding dengan tahun sebelumnya sebenarnya prestasi itu mengalami penurunan. Sebab pada tahun 2021 lalu, Desa Oro-oro Ombo peringkat satu kini menjadi peringkat dua, namun nilainya mengalami kesamaan. Dengan total nilai 0.9981, angka Desa Oro-oro Ombo stagnan.
Kades Oro-Oro Ombo Wiweko
“Desa Oro-oro Ombo nilainya stagnan atau sama dengan tahun kemarin. Tidak ada kenaikan disebabkan ada kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Oro-oro Ombo,” tutur Kades Oro-oro Ombo, Wiweko, Selasa ( 18/10/2022 ).
Wiweko yang menjabat kepala desa memasuki periode ketiga mulai menjabat sejak tahun 2007, juga dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa dan Kelurahan (APEL) Kota Batu.
Keberhasilan yang diraih Desa Oro-oro Ombo tak bisa dilepaskan dari tangan dingin serta inovasi dari Wiweko sang Kepala Desa.
Ia mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk meraih IDM ini. Baginya bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa Oro- Oro Ombo.
“Kami mengalir saja tidak ada persiapan khusus, program yang kami susun dan laksanakan hanyalah menyingkronkan antara Pemerintah Desa, kelembagaan desa dan masyarakat dengan program Pemerintah Kota Batu yang kami tuangkan dalam RPJMD. Kesamaan persepsi ini yang menjadi tolok ukur dalam pembangunan,” ujar wiweko di ruang kerjanya.
Diungkapkan untuk menentukan lokus sasaran pengentasan Desa Tertinggal, Pemerintah mengembangkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang menjadi peta pengembangan pembangunan Desa. IDM terdiri dari Indeks Ketahanan Sosial (IKS); indeks Ketahanan Ekonomi (IKE); dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL), yang merupakan terjemahan dari kebutuhan pembangunan.
“Termasuk dalam pelayanan publik, menjadi pointer dalam IDM tersebut. Juga kepuasan publik dalam pelayanan pemerintah dan pelayanan kesehatan menjadi instrumen dalam penilaian IDM,” katanya.
Diungkapkan, kini masalah sosial terutama dibidang Pendidikan mengalami kemajuan, fasilitas pendidikan mulai tingkat SD, SMP hingga SMA sudah tersedia diwilayahnya.
“ Tinggal perguruan tinggi saja yang belum ada di Oro-oro Ombo “ lanjutnya.
Masalah kesehatan , di desanya banyak Bidan desa, Perawat dan Polindes berjalan dengan baik. Menyangkut BPJS, mayoritas masyarakatnya sudah banyak yang ikut program pemerintah dibidang kesehatan tersebut.
“ terpenuhinya kesehatan Balita serta banyaknya masyarakat yang sudah memiliki haminan kesehatan melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat mulai meningkat, terbukti dengan menurunnya penerima BLT, kini sudah dibawah 100 orang,” katanya.
kawasan Rest area
Pembangunan terus berkembang dan kini Desa Oro Oro Ombo sudah menjalin kerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan Perhutani.
Setiap ada investor pariwisata yang masuk, Pemerintah Desa (Pemdes) Oro-Oro Ombo memastikan bahwa ada kuota khusus untuk warganya artimya warganya harus bisa bekerja di Perusahaan itu.
Pada mulanya mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani dan peternak. Namun sejak ada investor masuk ke desa, warga akhirnya juga membuka bisnis baru yakni home stay bagi pengunjung/wisatawan yang hendak berlibur di desanya dan jasa wisata seperti travel.
“ Seperti di dusun Krajan yang semula peternak kini sudah beralih usaha jasa wisata, karena perkembangan kegiatan wisata, mereka beralih penyedia home stay dan travel atau marketing wisata “ tandasnya.
“ Dalam sebuah pembangunan memang harus ada kebijakan yang dipaksakan bila kebijakan tersebut benar dan untuk kepentingan masyarakat. Alhamdulillah sekarang ekonomi masyarakat sudah mulai membaik ” ujarnya.
Sedangkan di pedukuhan Dressel mayoritas masih mempertahankan ternak sapi perah dan pertanian, sedang di Gondorejo yang banyak usaha kamar Kost dan home stay.
“ Dengan demikian pemberdayaan masyarakat mulai terwujud seperti UMKM dengan kita buatkan rest area yang ada di Jalibar dan pemanfaatan warga desa bagi pengusaha baru .
Pembangunan terus berkembang dan kini Desa Oro Oro Ombo sudah menjalin kerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan Perhutani dan pihak swasta lainnya seperti rencana pembangunan kereta gantung ( Cable Car ) di rest area.
Dengan penerapan Indeks Desa Membangun yang diterapkan Menteri Desa PDTT berupaya memotret perkembangan kemandirian Desa berdasarkan implementasi undang-Undang Desa dengan dukungan Dana Desa serta Pendamping Desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah Desa yaitu tipologi dan modal sosial.
“semoga segala ikhtihar kami dengan memanfaatkan potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada di Desa Oro-oro Ombo mampu meningkatkan derajat kesejahteraan mereka “ pungkas. ( Buang Supeno )