Batu malangupdatenews99- Taman Rekreasi Selecta, salah satu destinasi wisata terkenal di kawasan Batu, saat ini menghadapi tantangan serius pasca penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung. Meskipun telah membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk pengelolaan sementara sampah, kondisi ini telah menghadirkan berbagai kendala bagi pengunjung dan pihak manajemen Selecta Batu.
Direktur Taman Rekreasi Selecta Pramono didampingi Wahyudi General Managernya mengungkapkan penutupan TPA Tlekung menyebabkan peningkatan beban sampah di Taman Rekreasi Selecta. Sebelumnya, TPA Tlekung menjadi tempat pembuangan sampah utama.Namun, dengan penutupan TPA tersebut, TPS yang ada belum mampu mengatasi volume sampah yang terus bertambah.
” Selama ini TPS sementara yang kami bangun setahun lalu hanya untuk memilah sampah. Dan sampah organik kami cacah dengan mesin sampah dijadikan kompos sedangkan sampah annorganik kami kerjasamakan dengan pihak ketiga ” ungkap Pramono dan Wahyudi, Jum’at ( 1/9/2023 ).
Pihak manajemen Taman Rekreasi Selecta telah berusaha keras untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Kami sangat prihatin dengan situasi ini. Taman Rekreasi Selecta adalah salah satu aset penting untuk pariwisata di Batu , dan kami ingin menjaga keindahannya,” kata Wahyudi GM manajemen Selecta.
Mereka sedang mencari solusi jangka panjang untuk pengelolaan sampah di Taman Wisata legendaris ini.
Salah satu rencana yang sedang dipertimbangkan adalah mendirikan fasilitas pengolahan sampah modern yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sementara itu, pengunjung diharapkan untuk turut serta dalam menjaga kebersihan Taman Rekreasi Selecta dengan mematuhi aturan pembuangan sampah dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Walaupun Taman Rekreasi Selecta sedang menghadapi tantangan yang cukup serius pasca penutupan TPA Tlekung, harapan tetap ada untuk menjaga keindahan dan kebersihannya. Semua pihak, baik pengelola, pemerintah, maupun masyarakat, berkomitmen untuk bekerja sama demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di area tersebut.
Kesulitan yg dialami kekurangan tenaga khusus untuk memilah, dulu 3-4 sekarang bengkak jadi 10 orang.
” tenaga pemilah sampah sudah ada dan juga tenaga pemproses komposting sampah organik menjadi pupuk dan yang sisa makanan diambil warga untuk pakan ternak Sedangkan sampah Anorganik sudah ada yang mengambil kerjasama dengan pihak ketiga ” tambah Wahyudi.
Taman Rekreasi Selecta Batu, setahun sudah memiliki mesin pencacah 15 PK seharga Rp.15 Juta.
” alhamdulillah kami sudah punya mesin pencacah daun untuk mengolah sampah organik kapasitas 1 ton sehari. Tapi tidak sebanyak itu produksi sampah kami di Selecta.
Kedepan ingin punya mesin modern kalau anggarannya cukup ” tambah Pramono.
Pramono menyebutkan pupuk yang dihasilkan dalam proses komposting sangat membantu manajemen, karena dapat mengurangi budget anggaran. Namun kemampuan produksinya masih belum mampu mencukupi kebutuhan.
” Untuk memenuhi kebutuhan pupuk ribuan tanaman hias yang terbentang di kawasan Taman Rekreasi Selecta terpaksa mendatangkan pupuk srintil dari Blitar ” lanjut Wahyudi.
Sedangkan ntuk memenuhi kebutuhan tanaman hias pihak manajemen Selecta mempunyai kebun bibit tanaman sendiri seluas 1,5 ha, bermacam tanaman ada disana seperti tanaman jenis Salvia, Seribu bintang, Kana dan Hortensia.
” kebutuhan pupuk kompos untuk bibit tanaman itu 2-2,5 ton perbulan,itu pun masih kurang, kami bantu dengan srintil. Bibit tanaman hias ini nantinya akan dipergunakan mengganti tanaman yang rusak atau mati di kebun daripada beli ke Cipanas Bogor ” pungkas Wahyudi.( Eno )