Batu malangupdatenews99- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menutup kegiatan Disaster Leadership Academy yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur.
Acara ini berlangsung di Coban Rais pada Sabtu sore, (27 /1/ 2024 ) setelah dua hari pelatihan intensif sejak 26 Januari 2024.
Pelatihan melibatkan pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan mencakup penanganan kondisi gawat darurat medis, penanganan korban pasca bencana, serta praktek penanganan kebakaran.
Gubernur Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antarinstansi dalam penanganan bencana.
“penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara sendirian dan harus dilakukan secara bersama-sama.” Ungkap Gubernur.
” Kita butuh bergandengan tangan dengan semua institusi, maka awareness dengan seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) menjadi bagian penting, seperti simulasi dan praktek. Membangun awareness seluruh institusi,” lanjut Khofifah.
Dalam konteks cuaca yang dihadapi, BMKG memprediksi tingginya curah hujan di Jawa Timur pada Februari 2024, dengan potensi angin kencang.
Gubernur Khofifah mengingatkan bahwa puting beliung dapat sulit diantisipasi dan menekankan perlunya mitigasi bersama secara komprehensif.
Dalam upayanya untuk membangun kesadaran (awareness), Gubernur Khofifah menyatakan, “Tidak mungkin BPBD dan TAGANA bekerja sendirian, kita membutuhkan gandengan tangan dengan semua institusi.”
Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menyambut baik pemilihan Kota Batu sebagai lokasi kegiatan Disaster Learning and Action (DiLA) Jawa Timur.
Pemerintah Kota Batu sangat mengapresiasi dan siap mendukung penuh semua kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kami siap mendukung kegiatan DiLA Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kota Wisata Batu. Dengan adanya kegiatan DiLA, diharapkan dapat menjadi referensi penting dalam penanganan bencana di Kota Wisata Batu,” ungkap Aries Agung Paewai.
Kegiatan DiLA sendiri dijadwalkan berlangsung selama dua hari, mulai 26 hingga 27 Januari 2024. Acara yang didukung oleh UNICEF dan berbagai instansi terkait ini menjadi bagian penting dari persiapan menghadapi potensi bencana di wilayah Jawa Timur, termasuk gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, dan kondisi cuaca ekstrem.( Eno )