Batu malangupdatenews99- Warga desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu menutup akses jalan menuju TPA Tlekung, Jum’at ( 28/7/2023).
Aksi penutupan ini dampak tidak terjadinya titik temu ketika warga berdialog dalam menyampaikan aspirasinya dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) Aris Setiawan di ruang TPA Tlekung.
Ketua RW3 Edy menegaskan penutupan sementara TPA Tlekung dilakukan sambil menunggu pembenahan operasional kondisi TPA yang selama ini tidak maksimal ” Ungkap Edy.
Disamping itu kata Edy, tindakan yang dilakukan warga Tlekung untuk memberi pelajaran bagi warga desa lainnya di Batu yang membuang sampah di Tlekung tentang pentingnya TPA dan apa dampak yang ditimpulkan.
” biar masyarakat diluar Tlekung mengerti dan merasakan betapa gga enaknya menghirup bau busuk sampah. Selama ini hanya kami merasakan bertahun- tahun bau itu ” tegas Edy.
Sementara itu Syamsul Arifin salah satu warga desa Tlekung lainnya menyuarakan kejengkelan warga yang hanya menerima bau busuk sampah bertahun- tahun, tidak ada upaya pengendalian dalam pengelolaan sampah yang bagus seperti yang disampaikan selama ini.
” Masyarakat selama 24 jam menghirup bau sampah pernah gga dinas memikirkan kondisi kesehatan masyarakat dampak bau busuk sampah dari TPA ” papar Samsul.
Kepala desa Tlekung Mardi yang mendampingi warga mengungkapkan selama ini Pemerintahan desa sudah tidak dipercaya lagi bahkan mereka menganggap semua keluhan masyarakat yang disampaikan kepadanya seakan tidak pernah diteruskan kepada Dinas Lingkungan Hidup.
” masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan desa, mereka menganggap keluhan mereka tidak pernah kita teruskan ke Dinas Lingkungan Hidup. Padahal semuanya kami sampaikan. Justru yang tidak menempati janji Dinas Lingkungan hidup sendiri. Oleh karena itu kemudian warga mengajak kami mendatangi TPA ini ” jelas Mardi.
Kades menyampaikan keluhan masyarakat terkait pengelolaan sampah di TPA yang tidak sesuai dengan apa yang disampaikan walikota waktu itu. Bahkan ada 6 kesepakatan sebagai janji pemda untuk masyarakat juga tidak dipenuhi, seperti Pembangunan drainase di depan makam dan jalan raya gangsiran serta pemasangan pot bunga untuk penetralisir bau.
” Bahkan bau menyengat semakin kencang. Lucunya jika ada warga yang lapor bau hilang tetapi jika tidak ada yang protes bau busuk sampah meningkat ” ungkap Mardi.
Diawal pembangunan TPA Tlekung Dinas Lingkungan Hidup menjelaskan akan mengolah sampah dan hasilnya dibuat pupuk yang nantinya akan diberikan ke warga.
” Namun itu hanya isapan jempol. justru sampah tidak diolah dibiarkan menumpuk menggunung dan tidak ada mesin pengolah sampah, Janji pengadaan mesin pengolah sampai kapan diwujudkan ” tekan Mardi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aris Setiawan mengungkapkan selama ini pihaknya sudah secara maksimal mengolah sampah, namun banyaknya keterbatasan seperti personil dan anggaran akhirnya seperti ini. Banyaknya mesin dan alat berat yang rusak masih dalam perbaikan.
” oleh karena itu saya mohon maaf, saya akan buat laporan kepada Bapak Pj.Walikota Batu atas permintaan warga dengan mengundang seluruh Kades dan lurah se-Batu untuk membahas bagaimana mengelolah sampah secara bersama-sama ” jelas Aris.
Disebutkan, DLH melayani penanganan sampah di 24 Desa dan kelurahan di Batu. Setiap hari rata- rata 120 Ton sampah yang diangkut ke TPA.
” dimana staf DLH mulai bekerja mulai pukul 21.00 hingga puk 6.00 pagi dikawasan di jalan protokol hingga desa. Persoalan yang kami hadapi adalah keterbatasan personil dan alat berat yg ada di TPA semestinya ada 4 unit, kini tinggal 1 unit saja ” tandasnya.
Kadis LH menjelaskan pihaknya ngebut menyelesaikan Amdal yang direncanakan selesai 2023 baru kemudian melakukan revitalisasi sampah. Selanjutnya perencanaan dan DED- nya.
Aris Setiawan sudah bergeser dari TPA ketika berlangsungnya penutupan akses jalan menuju TPA oleh warga.
Ketika dihubungi melalui sambungan telephon, tidak menjawab. ( Eno )